Pages

Selasa, 10 September 2013

Rajin Tahajud dan Lulus Ujian berkat Doa Ibu

Ujian Nasional (UN) sering menjadi hal menakutkan bagi para siswa, terutama mereka yang memiliki kemampuan biasa-biasa saja, seperti Hartono. Meski ingin lulus, Hartono merasa tidak cukup pintar. Nilai-nilainya, terutama matematika, selalu di bawah standar. Sekuat apapun berusaha, dia merasa tetap tidak bisa. Ikut les privat pun tidak mungkin karena tidak ada biaya. Sehari-hari orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh tani.
          Tiga bulan menjelang ujian, Hartono semakin risau. Ia pun memutuskan memperkuat ibadahnya. Ia percaya, jika Allah berkehendak, pasti semuanya akan terjadi.
          Hartono berniat sholat tahajud setiap malam sampai UN berakhir. Dia meneguhkan tekad untuk bangun setiap malam. Sebelum tidur, tak lupa dirinya membaca doa untk bangun malam. Sayangnya, niatnya itu belum terlaksana. Dia sulit bangun malam. Kalaupun bangun, dia merasa takut untuk keluar. Apalagi, kamar mandinya berada di luar rumah. Untuk ke sana, dia harus melewati rumpun bambu yang terkenal menyeramkan. Hartono pun memilih tidur kembali. Setelah itu, Hartono akan menyesal di pagi harinya.
          Tak terasa, ujian nasional tinggal 3 hari lagi. Hartono semakin galau. Dia resah karena tidak percaya diri menghadapinya. Belajarnya pun tidak mengalami kemajuan. Kegalauan Hartono ditangkap sang ibu. Hartono pun menceritakan semuanya. Beliau berpesan dan berdoa untuk anaknya, “Wis,,, ojo wedi. Kowe mengko wengi sholat tahajud. Kudu wani. Kowe kan cah lanang. Ora pareng wedi. Lakokna sholat tahajud, Insya Allah kowe mbesuk luls.”
(Sudah…jangan takut. Nanti malam kamu sholat tahajud. Kamu harus berani. Kamu kan anak laki-laki. Tidak boleh takut. Jalankan sholat tahajud dan Insya Allah besok kamu lulus). Ucapan ibu tercintanya itu akhirnya membuat Hartono tenang.
          Malamnya, Hartono bermimpi buruk. Dia bermimpi bangun dan hendak sholat tahajud. Dalam mimpinya, dia keluar untuk mengambil air wudlu. Namun, saat membuka pintu untuk ke kamar mandi, pintu tersebut sulit sekali dibuka. Dengan terpaksa, pintu tersebut ia dorong. Tiba-tiba, di depan pintu ada sesosok hantu yang menyeramkan. Hartono sampai kaget dan terbangun dari tidur. Badannya basah oleh keringat. Walau demikian, dia bersyukur bahwa itu hanyalah mimpi.
          Saat itu, jam dinding menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Hartono bimbang. Hendak tidur lagi, dirinya sudah merasa agak sulit. Ia masih kaget. Ia pun sadar bahwa inilah waktu yang tepat untuk sholat tahajud. Namun, bagaimana kalau mimpinya itu menjadi kenyataan?!
          Akhirnya, Hartono memberanikan diri untuk bangun. Ia ingat pesan ibunya. Dengan segenap keberanian dalam dirinya, ia menuju kamar mandi. Dia juga memantapkan keinginan untuk lulus dan membanggakan kedua orang tuanya. Entah mengapa, malam itu dirinya terasa begitu ringan. Walaupun agak sedikit takut, dia terus memberanikan diri. Mimpinya hanyalah mimpi, dan tidak akan menjadi kenyataan. Dia lalu membayangkan betapa sedihnya jika tidak lulus. Alhamdulillah, rasa takutnya semakin menipis. Dengan ucapan Allahu akbar yang sedikit keras, Hartono berani membuka pintu dan mengambil air wudlu. Ternyata benar, di luar tidak terjadi apa-apa. Semuanya ahanya ketakutan yang dibuat-buat.
          Selanjutnya, semua terasa begitu mudah. Hartono juga heran karena langkahnya begitu ringan untuk menjalankan sholat tahajud. Padahal, selama 3 bulan ini dia merasa sulit sekali mengalahkan rasa takut dan malas. Hartono sadar bahwa semua itu berkat doa ibunya. Rasa percaya dirinya mulai muncul.
          Sampai ujian nasional selesai, dia sanggup menjalankan sholat tahajud dengan  rutin. Bahkan, kebiasaan itu diteruskan sampai sekarang. Yang membuat dia sangat bersyukur, doa ibunya terkabul. Hartono akhirnya lulus ujian nasional. Walaupun nilainya pas-pasan, cukup untuk membuatnya diterima di STM negeri pilihannya. Sekarang dia telah bekerja di sebuah perusahaan otomotif. Sampai kini, dia tidak akan pernah lupa bahwa keberhasilannya sekarang adalah peran dari doa ibunya selama ini.

Semoga ceritanya bermanfaat ^_^

Dikutip dari buku "Mukjizat Doa Ibu"
 


1 komentar: